Jangan Lewatkan Puncak Hujan Meteor Geminid Desember 2017 Pekan Ini, Cek Tanggalnya disini

Posted by On Wednesday, December 13, 2017

Keindahan Hujan Meteor Geminid

Di penghujung tahun 2017, hujan meteor tahunan Geminid akan kembali menyapa penduduk Bumi. Seluruh masyarakat Indonesia bisa mengamati hujan meteor tersebut.


Ilmuwan Meteoroid Environment Office NASA, Bill Cooke, menjelaskan, hujan meteor Perseid tak bisa disaksikan dengan sempurna oleh pengamat di Bumi, karena penampakan hujan itu dikaburkan oleh sinar Bulan yang sedang cerah-cerahnya.

"Geminid akan menjadi hujan meteor terbaik tahun ini. Saat itu datang, bulan sabit masih tipis dan memudar, ini tidak akan merusak pertunjukan hujan meteor," ujar Cooke dikutip dari situs NASA, Selasa 12 Desember 2017. 

Hujan meteor Geminid, menurut pegiat astronomi Langit Selatan, Avivah Yamani dalam tulisannya, diuntungkan dengan siklus bulan yang mana masih dalam tahap bulan sabit. Fase menuju bulan baru yang terbit pukul 02.25 itu tidak banyak mengganggu pengamatan hujan meteor Geminid. 

Puncak hujan meteor Geminid diperkirakan terjadi pada 13-14 Desember 2017. NASA menuturkan, puncak hujan meteor bisa disaksikan mulai 13 Desember 2017 malam sampai fajar pada 14 Desember 2017. Cooke mengatakan, tiap menit pada saat puncaknya, meteor akan melesat. 

Sementara itu, Avivah mengatakan, hujan meteor ini berlangsung sejak 4 Desember hingga 17 Desember 2017. Untuk puncak hujan meteor ini terjadi pada 14 Desember 2017. 

Avivah mengatakan, hujan meteor Geminid melintas dengan kecepatan 35 kilometer per detik. Hujan meteor ini muncul dari rasi Gemini, makanya dinamakan hujan meteor Geminid. Muncul dari rasi tersebut, tapi pengamat di seluruh dunia bisa menikmatinya.

"Aktivitas Geminid sangat luas. Tingkat hujan yang bagus terlihat antara pukul 19.30 pada 13 Desember dan fajar hari pada 14 Desember. Meteor yang paling terlihat terjadi dari tengah malam sampai pukul 04.00 pada 14 Desember," tutur Cooke. Hujan meteor Geminid muncul saat Bumi melintasi pecahan debu dan serpihan yang ditinggalkan oleh asteroid 3200 Phaethon. Asteroid ini mendekati Bumi setiap 1,4 tahun.

Asal Usul

Hujan meteor Geminid pertama kali teramati pada tahun 1862 oleh R. P. Greg dari Manchester, Inggris, dan baru tahun 1983 asal usul Geminid akhirnya terungkap. Sumber hujan meteor yang satu ini bukan komet melainkan asteroid.

Kilatan cahaya yang tampak datang dari rasi Gemini tersebut merupakan puing-puing asteroid 3200 Phaethon yang berasal dari keluarga asteroid Apollo dan Pallas. Ketika Bumi melintas di antara puing-puing asteroid 3200 Phaethon, sisa asteroi tersebut memasuki atmosfer Bumi, terbakar dan bergerak cepat melintasi langit dengan kecepatan 35 km/detik.

Asteroid 3200 Phaethon yang jadi sumber meteor Geminid ini mengelilingi Matahari setiap 1,4 tahun dan berpapasan dengan Bumi pada jarak aman. Pada tahun 2017, asteroid 3200 Phaethon akan berpapasan dekat dengan Bumi tanggal 16 Desember 2017 pada jarak 0,06 AU. Hujan meteor Geminid merupakan salah satu hujan meteor yang cukup kuat dan menarik perhatian para pengamat. Bahkan ia semakin kuat dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh gravitasi Jupiter yang mengganggu aliran puing-puing Phaethon dan menyebabkan mereka bergeser mendekati orbit Bumi.

Pengamatan

Bagi pengamat yang hendak berburu hujan meteor Geminid, rasi kembar Gemini terbit pukul 20:00 WIB dan akan mencapai titik kulminasi atau tepat di zenit pada pukul 01:44 WIB. Karena puncak hujan meteor Geminid terjadi tanggal 14 Desember siang, pengamatan sudah bisa dilakukan sejak tanggal 13 – 15 Desember.

Waktu terbaik untuk pengamatan bisa dimulai ketika rasi Gemini sudah beranjak naik dari ufuk timur dan cukup tinggi dari horison atau setelah pukul 22:00 WIB. Meskipun arah datang meteor dari rasi Gemini, pengamat bisa melihat lintasan meteor Geminid di semua arah. Rasi Gemini bisa ditemukan di arah timur laut rasi Orion si pemburu.

Bulan tidak akan mengganggu pengamat karena sedang menuju fase Bulan baru dan terbit lewat tengah malam. Untuk pengamatan tanggal 13 Desember malam, Bulan baru terbit tanggal 14 Desember dini hari pukul 02:25 WIB, dan untuk pengamatan keesokan harinya, Bulan terbit pukul 03:07 WIB.

Pengamatan pada tanggal 14 dan 15 Desember dini hari akan menyajikan juga pertemuan Bulan dan Mars serta Bulan dan Jupiter di ufuk timur sebelum fajar menyingsing.
Jadi, siapkan peta langit, jaket, kopi atau mungkin coklat panas, penganan ringan, senter merah, kemudian pergilah ke area yang bebas polusi cahaya dan amati langit di atas Anda!


Makin subur

Dalam sejarahnya, pengamatan hujan meteor Geminid baru berusia dua abad. Laporan pertama pengamatan hujan meteor ini muncul sekitar pertengahan 1800-an. Kala itu meteor yang muncul masih sedikit, hanya 10-20 meteor per jam.
Namun, kemudian seiring waktu, hujan meteor Geminid makin deras. Dikutip dari Space, pada awal abad ke-20, pengamat melaporkan 20 sampai 25 meteor melesat pada hujan meteor Geminid.
Kemudian, pada 1940-an dan 1950-an, hujan meteor ini makin deras, masing-masing 30 dan 60 meteor per jam.

Pengamatan pada 1960-an menunjukkan tiap jam pada puncak hujan meteor Geminid muncul hampir 65 meteor. Pada akhir 1970-an, beberapa pengamat melaporkan ada 80 meteor per jam melesat.
Kini, pada puncak hujan meteor ini, sekitar 120 meteor per jam. Dengan makin meningkatkan jumlah meteor yang melesat tiap jamnya, tak heran NASA melabeli hujan meteor Geminid ini sebagai hujan meteor paling subur pada tahun ini. (tamba/viva/nationalgeographic)

Sumber: viva.co.id
               nationalgeographic.co.id
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »