Gunung Sitoli, (puterariau.com)
Sungguh fantastis dana 3 milyar yang diperuntukkan untuk pelaksanaan pesta Ya'ahowu pada hari ini menuai protes dari berbagai kalangan aktivis GMKI yang ada di Kota Gunungsitoli, Kamis 23/11/2017.
Hal ini disampaikan Yasokhi T Harefa, Kadis Pariwisata kota Gunungsitoli mengatakan bahwa dana yang akan dipakai pada pelaksanaan pesta Yahowu sekitar 3 milyar dalam hal ini diperuntukkan dalam kegiatan yang berhubungan dengan pesta Yahowu.
Di kesempatan berbeda, Edward Lahagu politisi muda PKPI Asal Kota Gunungsitoli mengatakan cukup mengapresiasi kegiatan pesta Yahowu untuk mengundang para tokoh adat dan seluruh masyarakat Pulau Nias.
"Namun saya tidak sepakat jika hal itu mengunakan anggaran yang begitu besar sampai 3 milyar. Karena saya berpikir jika dana 3 milyar itu kita manfaatkan mengembangkan usaha para pedagang kaki lima yang ada di Kota Gunungsitoli, saya rasa sangat bermanfaat berguna bagi masyarakat dari pada dihambur-hamburkan dalam kegiatan sebuah acara pesta," kata Edward mantan aktivis GMKI tersebut.
"Ini hanya sebuah pesta yang kita tidak tau apa feedback
atau kajian bagi kehidupan sosial masyarakat di Kepulauan Nias. Belum lagi isu yang tersampaikan kepada kami, anggaran pesta Ya’ahowu kali ini kurang lebih 3 miliar rupiah," kata Dedi Lestari Ndraha, Ketua Cabang Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Gunungsitoli kepada sejumlah wartawan di Sekretariat GMKI Gunungsitoli di Jalan Yos Sudarso No.41 Kelurahan Saombo, Kamis pagi (23/11).
Pesta Yaahowu yang akan digelar selama 4 (empat) hari itu, sebut Dedi hanya menghambur-hamburkan anggaran daerah tanpa jelas pemanfaatannya.
"Kegiatannya tanggal 23-26 November 2017. Kami melihat besaran dana yang dipakai untuk acara tersebut adalah terkesan menghambur-hamburkan anggaran belanja di setiap masing-masing daerah. Apakah dengan melaksanakan kegiatan dimaksud, dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat Nias?" tanya Dedi heran.
Pihaknya berharap kedepan kepada seluruh stakeholder pemangku kekuasaan di Kepulauan Nias untuk lebih bisa berfikir ke arah Pulau Nias yang produktif.
"Ketika tidak sanggup, maka GMKI siap memberikan pokok-pokok pikiran kepada p
pemerintah Daerah/Kota di Kepulauan Nias demi kemajuan Kepulauan Nias yang kita Cintai ini," ungkap Dedy Ketua GMKI.
Di waktu yang berbeda pula, salah seorang penjual bak telur di kaki lima yang tidak mau disebutkan namanya berinisial T mengatakan sangat mendukung kegiatan pesta Yahowu.
"Namun kami sangat kecil hati mendengar dana anggarannya 3 milyar digunakan disana, sedangkan kami berharap Pemerintah mau memperhatikan kami. Namun hal ini justru sebaliknya kami sering diusir melalui Satpol PP sehingga kami tidak tenang dalam berjualan," kata T dengan penuh kesedihan. (alvin hulu)