Pangean, (puterariau.com)
Memiliki rumah idaman adalah menjadi dambaan setiap orang, namun lain halnya dengan nasib yang dialami Santi warga, Desa Pulau Deras Kecamatan Pangean Kabupaten Kuansing.
Santi yang memiliki 2 orang anak ini justru tinggal di gubuk derita. "Hanya ini yang mampu kami bangun," kata Santi pasangan istri Idep.
Ironis di tengah rumah pimpinan dewan dan Pemkab Kuansing yang dibangun dengan angka miliaran namun tak dipergunakan alias mubazir. Ada baiknya, Santi dan warga lain bisa dikondisikan ke rumah tersebut agar tidak sia-sia pembangunan selama ini. Gimana ???
Pantauan wartawan puterariau.com, gubuk derita ini berukuran kecil yang berdinding papan dan beratapkan daun rumbia. Rumah Santi ini lebih layak disebut gudang tempat penyimpanan barang-barang karena alakadar saja.
Di rumah yang hanya memiliki satu kamar ini dihuni oleh Santi dan suami dengan dua orang anaknya.
Idep, suami Santi ini bekerja sebagai petani karet yang saat ini harga karet sedang terjun bebas. Sementara dua orang anaknya masih mengenyam bangku SD, otomatis uang yang diperoleh hanya cukup untuk makan yang dicatu dengan keperluan sekolah.
Di ruangan sangat kecil seperti itu, Santi bersama anak dan suaminya tidur dengan beralaskan tikar pandan yang sudah kusam.
Di rumah ini tidak terlihat barang-barang rumah tangga yang istimewa, bahkan ranjang untuk tempat tidur pun tidak terlihat disitu. Beda dengan rumah untuk pimpinan dewan dan Pemkab yang tak terpakai di Taluk Kuantan yang sudah diisi oleh peralatan mewah.
"Di kamar kecil ini saya bersama dua orang anak dan suami saya tidur dengan hanya ukuran pas-pasan," ungkap Santi.
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Santi terpaksa juga harus bekerja di rumah orang sebagai tukang cuci. Jadi bagaimana mereka bisa menikmati seperti wakil mereka di parlemen yang bisa hidup enak-enakan ? Selalu mengaku merakyat dan berjuang atas nama rakyat itu ?
Saat ditemui di kediamannya, Sabtu (04/11/17), Santi mengaku sejauh ini dirinya belum pernah menerimah bantuan dari Pemerintah Daerah, selain beras miskin yang dijatah.
Suaminya Idep turut merasa sedih karena hasil kerjanya sebagai petani tak dihargai dengan anjloknya harga karet. Ia mengaku kecewa pada Pemerintah yang selalu membuat pencitraan terhadap kesejahteraan buat petani, namun faktanya nol besar.
Kondisi kehidupan keluarga Idep ini adalah gambaran kecil masyarakat kurang mampu yang ada di Desa Pulau Deras Kabupaten Kuantan Singingi. Kalau terus digali, mungkin akan ditemukan Santi-Santi lainnya yang sedang menggelepar di terjang kemiskinan akibat rezim Pemerintahan yang dinilai tidak pro rakyat. (wahyu/Helpianto)