Batam, (puterariau.com)
Propinsi Kepulauan Riau adalah salah satu Propinsi yang memiliki wilayah perairan terluas di Indonesia. Hal ini menyebabkan banyaknya pelabuhan-pelabuhan tradisional atau biasa dikenal dengan sebutan pelabuhan 'tikus'.
Ternyata Pelabuhan-Pelabuhan tersebut dimanfaatkan para pelaku kejahatan, baik melakukan penyelundupan barang maupun untuk menghindari biaya-biaya karena jauh lebih ekonomis untuk biaya operasional bagi pengusaha jasa pengangkutan laut.
Salah satu Pelabuhan tikus adalah di Kawasan Dapur 12, Kelurahan Sei Pelunggut Kecamatan Sagulung saat dipantau Putera Riau pada Selasa sore (9/1/2018).
Pantauan di lapangan, aktifitas bongkar muat di Pelabuhan itu lepas kendali dari pengawasan intansi terkait. Kapal kayu berkapasitas besar asyik memuat berbagai macam jenis barang mulai barang yang telah dipacking kotak kardus hingga besi dan barang-barang lainnya.
Kapal kayu tanpa merk/nomor lambung kapal tersebut muat di Batam dan akan menuju Tembilahan-Riau.
"Kami hanya muat barang aja, kapal ini mau berangkat ke Tembilahan," sebut warga setempat pada Putera Riau (9/1/2017)
Sementara secara terpisah, wartawan mencoba konfirmasi pada Kabid BKLI KPU Bea dan Cukai Tipe B Batam, R. Evi Suhartantyo terkait kegiatan muat barang di kapal kayu di Kawasan Sagulung. Ia mengatakan bahwa di Sagulung ada Hanggar juga, jika ada pengeluaran barang dari FTZ Batam ke Tembilahan diduga menggunakan dokumen PPFTZ01 bayar BM dan/ atau PPN atau PPFTZ03.
Akan tetapi, minimnya pengawasan membuat aktifitas pelabuhan tikus rawan melakukan penyelundupan. Plus lemahnya pengawasan dari instansi terkait menjadikan pelabuhan tersebut tempat favorit para pelaku yang diduga melakukan penyelundupan barang keluar dari Kota Batam. (Rg/PR)