Peti Jenazah DL Sitorus yang bergorga Batak (Parmualmualan/abalabal/batang) |
Medan, (puterariau.com)
Minggu, 6 Agustus 2017 dilakukan ibadah di rumah duka DR Sutan Raja DL Sitorus dan setelah ibadah selesai, dilanjutkan dengan acara memasukkan jenazah ke peti mati almarhum. "Namun seumur saya (46 tahun), baru kali ini saya lihat ada acara dan bentuk serta cerita tentang peti mati almarhum yang unik dan bermakna," ujar pemimpin ibadah dikutip Putera Riau.
Peti mati ini disebut dengan istilah Parmualmualan atau Abalabal atau Batang. Batang ini akan menjadi rumah abadi almarhum dan biasanya orang Batak mengatakan 'Jabu nasopinauli ni tanganna', namun yang menarik dan unik dari cerita Abal-Abal almarhum DL Sitorus adalah bahwa Abal-Abal ini dipesan beliau dari seseorang sahabatnya bermarga Sirait (orangtua dari Herdita Veronica Sirait). pemilik CV Citra Ajibata.
Peti Jenazah DL Sitorus beserta rotan pengikat peti di dalam pesawat saat perjalanan dari Jakarta menuju Silangit |
Pada saat beliau masih di Lapas, karena masalah yang menjerat beliau sekitar 3 tahun yang lalu. Parmualmualan ini dibuat dari satu batang kayu besar "hau sada" yang dibentuk sedemikian rupa sehingga mempunyai tempat yang dibentuk sehingga dapat memuat mayat almarhum DL Sitorus. Pembuatan parmualmualan itu melalui proses yang lama dan dibuat dari kayu yang keras.
Di kalangan orang Batak biasanya itu dibuat dari kayu "pinasa=nangka" atau Jati atau hariara.
Sebelum dibentuk, kayu itu harus direndam dulu beberapa lama di dalam air supaya awet dan tidak termakan oleh rayap. Setelah dibentuk lalu dipahat dengan ornamen Batak (di gorga), juga diberi warna Batak yakni merah, hitam dan putih dan tidak semua orang bisa mengerjakannya, harus ada seni karena dikerjakan dengan manual.
Jenazah DL Sitorus diterbangkan dari Jakarta menuju silangit dengan menggunakan pesawat carteran |
Baca juga DL Sitorus Dalam Ingatan, Anak 'Yatim' Yang Selalu Diejek Namun Sukses Bangun Ekonomi Nasional
Bahkan dalam ceritanya, batang ini tidak boleh di paku tetapi memakai rotan kecil dililitkan, dan rotan inilah yang mengikatnya agar tertutup dan tidak boleh ada sanggahannya semacam kaki-kaki peti tetapi langsung diletakkan di lantai.
Biasanya parmualmualan itu dipersiapkan bagi seseorang yang sudah cukup tua dan mapan, "marpahompu di anak, marpahompu di boru sahat ro di na marnini marnono". Bercucu dari putra, bercucu dari putri dan bercicit dari cucu pihak putra dan bercucut dari putri, jauh hari sebelum dia meninggal dunia.
Bahwa seseorang telah mempunyai parmualmualan biasanya diberitahu kepada para "Raja" secara adat dalam hubungan kekerabatan Batak "Dalihan Na Tolu" dalam suatu acara adat sambil memberi "sulangsulang hariapan" kepada si orang tua tersebut dari keturunannya.
Tidak semua orang Batak yang mampu untuk membuat seperti itu, karena proses pembuatannya sulit, lama sehingga harganya mahal. Orang yang meninggal yang sudah mempunyai parmualmualan, maka akan diberangkatkan dengan adat Batak yang besar, "pulik pangarapotna dan partuatna" dan diiringi dengan ogung Batak.
Seorang peremp[uan muslim menagisi Jasad DL Sitorus di semayamkan rumahnya di Desa Cinta Damai,di Desa Parsambilan, Kecamatan Silaen. |
Sebelum jasad DR Sutan Raja DL Sitorus dimasukkan ke peti mati tersebut, pertama acara yang dilakukan adalah paulak tukkang (Mengembalikan tukang = pembuat peti), berterimakasih kepada orang yangg yang mengerjakan peti mati tersebut, yang seyogianya ini akan dilakukan almarhum semasa hidupnya sekitar beberapa bulan ke depan, namun beliau lebih dahulu meninggal tanggal 2 Agustus 2017 yang lalu dalam usia 79 tahun dalam rencana perjalanan Jakarta Medan dengan Pesawat Garuda.
Jadi sebelum beliau meninggal ternyata sudah mempersiapkan parmualmualanna, 3 tahun yang lalu dan selama ini, peti ini disimpan di daerah Lampung. Luar biasa makna dan kayanya adat batak ini, walaupun mungkin kita tidak semua bisa melakukannya, dan bahkan dari antara kita mungkin ada orang yg berkata: "Kog belum mati sudah dipersiapkan parmualmualanna..namun seperti kata almarhum ketika memesan peti itu bahwa itu adalah Adat dan di Toba disebut parmualmualan.
Namun bagi generasi muda sungguh bersyukur mengetahui tentang cerita dan makna ini tentang "Parmualonmualan/Batang/abalabal ini," kematian DR Sutan Raja DL Sitorus telah mengisahkan satu catatan sejarah bagi kita, demikan catatan Pdt Jarudin Panjaitan STh MM yang tersebar di media sosial facebook.
Melihat hal keunikan peti mati dan ketokohan seorang DL. Sitorus, Simsim Sitohang SKom, generasi muda Batak warga Kota Pematang Siantar mengatakan bahwa ia bangga melihat ketokohan DL Sitorus yang menjadi pengusaha Nasional dan bahkan Internasional dari tanah Batak, terlepas dari apa yang menyangkut tentang masalah hukum tentang dirinya.
Yang Pasti DL Sitorus pengusaha perkebunan sawit telah banyak memberikan sumbangsih untuk negara ini dan namanya sudah tercatatkan menjadi sejarah perjalan bangsa Indonesia melalui pendirian Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN), pembangunan sekolah, yayasan Sosial, pembangunan Hotel dan khsususnya pembangunan di daerah Tapanuli, dan Toba Samosir.
Jasad DL Sitorus di semayamkan rumahnya di Desa Cinta Damai,di Desa Parsambilan, kecamatan Silaen. |
“Saya pribadi turut berduka, meninggalnya DL Sitorus, seorang yang pekerja keras, tokoh yang pantang menyerah, orang batak yang pemberani, dan sepanjang hidupnya penuh suka dan duka, miskin dan kaya raya dirasakannya, itu yang tertulis (media). Selamat Jalan buat Opung DL.Sitorus namamu dikenal di tanah air semoga pewarismu tetap berikan yg terbaik buat seluruh kerja kerasmu,” tutur Simsim Sitohang yang aktif di Pemuda Batak dan Punguan Marga ini, Selasa ( 8/8/2017).
“Dan ternyata opung DL Sitorus, pria kelahiran Parsambilan, Porsea 12 Maret 1938 ini sama tanggal kelahiran saya, semoga banyak lagi putra batak yang menjadi pengusaha dan bertalenta seperti beliau, membantu masyarakat di Indonesia, khususnya orang batak, dan warga gereja,” ujar Simsim lagi.
Informasi yang dikutip Putera Riau, jasad DL Sitorus akan dimakamkan di pemakaman keluarga di Desa Cinta Damai, pada Jumat (11/08/2017), di Desa Parsambilan, Kecamatan Silaen. Dimana pada Oktober 2016 lalu, ibu kandung almarhum turut dimakamkan di tempat ini. (Tamba/pr.rls)