Taluk Kuantan, (puterariau.com)
Gubernur Riau, Andi Rahman disesalkan oleh anak-anak dan sejumlah masyarakat Desa Pantai Kecamatan Kuantan Mudik. Pasalnya Gubernur tak memiliki itikad menghargai jerih payah anak-anak penari dari SMPN 4 yang sudah berlatih berbulan-bulan. Gubernur Riau dinilai sangat mengecewakan anak-anak dan masyarakat setempat.
Asumsi yang muncul adalah kepedulian sang Gubri pada masyarakat dan low profilnya sang Gubernur Riau selama ini hanya pencitraan semata yang tidak sesuai realita. Faktanya terjadi di Desa Pantai Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuansing.
Asumsi yang muncul adalah kepedulian sang Gubri pada masyarakat dan low profilnya sang Gubernur Riau selama ini hanya pencitraan semata yang tidak sesuai realita. Faktanya terjadi di Desa Pantai Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuansing.
Sebanyak 19 peserta tari persembahan dan tari menanam dari SMPN 4 Kecamatan Kuantan Mudik merasa kecewa di penghujung acara Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) Provinsi Riau tahun 2017 yang dibuka langsung oleh Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman di Desa Pantai Kecamatan Kuantan Mudik Selasa (12/12/2017).
Yuti Yusri, tokoh masyarakat Desa Pantai menyampaikan bahwa mereka sangat merasa kecewa dengan kegiatan yang ditaja Gubernur Riau ini. Pasalnya anak-anak penari sudah latihan selama lebih kurang dua bulan. Namun tidak ada satupun yang bisa ditampilkan.
"Ini sama saja tidak menghargai jerih payah kami yang selama ini melakukan latihan," ungkapnya.
Kemudian lebih lanjut, Yuti Yusri menyampaikan bahwa anak-anak penari yang telah melakukan latihan selama dua bulan, bahkan selalu sampai maghrib berlatih namun tak dikondisikan oleh Gubernur Riau. "Saya sangat kecewa yang mendalam," kesalnya pada Gubri Andi Rahman.
"Peserta tari dari pukul 06.30 WIB beserta masyarakat Desa Pantai menunggu kehadiran Gubernur Riau di lokasi acara, namun sampai pukul 13.00 WIB, Gubernur Riau masih belum hadir di lokasi acara. Sebagian anak-anak sudah ada yang pulang karena sudah lapar. Mereka semua pastilah kecewa," tambahnya.
Padahal persiapan Ini sudah dipersiapkan selama dua bulan dan memakan biaya yang cukup besar, termasuk juga pakaian tari yang disewa. Namun Gubernur Riau tak menghargai jerih payah anak-anak tersebut.
Sementara Yuti Yusri selaku tokoh masyarakat Desa Pantai menyampaikan bahwa kegiatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) Provinsi Riau tahun 2017 ini sangat mengecewakan. "Sepertinya kegiatan yang ditaja Gubernur dan jajaran tidak terkonsep," ujarnya singkat.
Berdasarkan data yang himpun puterariau.com, kerasnya isak tangis peserta tari dan masyarakat melambangkan kekecewaan di penghujung acara yang digelar Pemerintah Provinsi Riau tersebut.
Usai penyerahan 25.000 (Dua Puluh Lima Ribu) bibit dan dua unit kursi roda untuk masyarakat secara simbolis, Gubernur langsung beranjak pulang, padahal sudah disiapkan jamuan makan bersama masyarakat dan Bupati Kuantan Singingi.
Saat dikonfirmasi Putera Riau pada Kabag Humas Pemkab Kuansing, Muradi MSI menyampaikan bahwa pada saat acara makan bersama dengan masyarakat di rumah Godang, Bupati berhasil mendinginkan suasana dan rasa kekecewaan penari maupun masyarakat.
"Mau jadi calon Gubernur Riau yang mengayomi katanya, tapi macam itu perlakuannya pada anak-anak dan masyarakat," ujar Halpi dan beberapa warga lainnya berkomentar dengan perasaan kecewa. (Roder Alvaro)