Batam, (puterariau.com)
Mendekati dua pekan lamanya pemadaman bergilir yang dilakukan oleh Bright PLN Batam, membuat warga Batam menjerit karena terganggunya pekerjaan dan aktifitas mereka.
Batam menjadi kota mati, investor lari, pengangguran kian bertambah, ekonomi merosot tajam ditambah lagi dengan pemadaman listrik bergilir oleh PLN karena ketidakmampuan operasional.
Hal ini akhirnya mendapat respons dan perhatian dari Pemerintah Propinsi Kepri dengan digelarnya rapat forum kordinasi Pemerintah Daerah Propinsi Kepri yang dipimpin oleh Gubernur Kepri dan DPRD Kepri yang dihadiri oleh seluruh unsur pimpinan Pemerintah di Kepri mulai dari Kapolda Kepri, Kejati Kepri, pimpinan TNI di Kepri, Walikota dan DPRD Kota Batam, Jumat (15/9/2017) di Gedung Graha Kepri yang menghasilkan sejumlah keputusan yang berkaitan dengan masalah kelistrikan di Kota Batam.
Dalam rapat yang juga dihadiri langsung oleh Direktur Utama PT PLN Batam, Dadan Kurniadiputra, Gubernur Kepri Nurdin Basirun menyetujui kenaikan tarif listrik karena pihak PLN Batam mengalami kerugian yang berakibat defisitnya biaya operasional.
Hal itu berimbas terjadinya pemadaman listrik secara bergilir yang selama ini dirasakan oleh segenap masyarakat.
Kenaikan tarif listrik 15% berlaku untuk pemakaian bulan September dan tagihan di bulan Oktober. Sedangkan nantinya akan naik lagi 15% pada pemakaian bulan Desember untuk tagihan bulan Januari tahun 2018 nanti.
"Kenaikan tarif listrik ini sudah menjadi kesepakatan bersama dalam rapat, supaya dengan kenaikan ini pihak PLN memberikan pelayanan yang maksimal dan tidak ada lagi pemadaman," kata Gubernur Nurdin Basirun.
Sementara itu, Direktur utama PLN Batam, Dadan Kurniadiputra mengaku selama tahun 2017 ini, pihak PLN Batam mengalami kerugian sekitar Rp.30 miliar, sehingga dengan kenaikan tarif ini tidak lagi mengganggu dalam operasionalnya.
"Kedepannya kami pihak PLN Batam akan memberikan pelayanan yang terbaik dan maksimal, dan berjanji tidak ada lagi pemadaman kecuali karena faktor alam," kata Dadan.
Menyikapi kenaikan tersebut, beberapa warga Batam mengaku kecewa apalagi dalam kondisi perekonomian yang sedang sulit. "Namun terpaksa menerima karena tidak tahan juga dengan pemadaman yang terjadi setiap hari," kata Sri kepada Putera Riau.
"Terpaksa menerima saja dan percuma menolak, karena sudah menjadi keputusan rapat orang-orang yang diatas sana, dan dia juga menduga pemadaman dilakukan akhir-akhir ini bagian spekulasi pihak PLN untuk menaikan tarif listrik," sebutnya. (rega)