Tembilahan, (puterariau.com) ----
Dengan ditetapkannya Kabupaten Indragiri Hilir sebagai salah satu daerah rawan banjir oleh Pemerintah Provinsi Riau. Maka, Bupati Inhil HM Wardan menginstruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk memberlakukan siaga banjir.
Berdasarkan hasil dari pemetaan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Riau, Kabupaten Inhil masuk ke dalam daftar salah satu daerah rawan banjir dari 4 daerah rawan banjir di Provinsi Riau.
"Siaga banjir ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Riau menyusul siaga kebakaran hutan dan lahan (Karlahut) yang telah dihentikan sejak tanggal 1 Desember 2017 lalu," ungkap Bupati, Sabtu kemarin (2/12/2017).
Maka itu, Bupati meminta kepada pihak BPBD Inhil mendirikan posko siaga banjir di beberapa kawasan rawan banjir guna mengantisipasi datangnya banjir yang tidak bisa diprediksi.
Kepala BPBD Inhil, Yuspik mengungkapkan bahwa dari hasil pemetaan yang dilakukan Pemerintah Provinsi Riau, terdapat 4 kawasan di Kabupaten Inhil yang rawan banjir. Keempat daerah tersebut ialah Desa Mumpa, Sungai Junjangan, Sungai Raya dan Kempas Jaya.
"Kami sudah stand by. TRC (Tim Reaksi Cepat) juga sudah disiagakan, manakala musibah banjir datang. Posko BPBD juga buka 24 jam untuk melayani pengaduan terjadinya banjir. BPBD Inhil saat ini, juga telah melakukan patroli sesuai dengan peta wilayah berpotensi banjir," pungkasnya.
Dalam waktu beberapa hari kedepan, pihak BPBD Inhil, dikatakan Yuspik juga akan melakukan survey di salah satu daerah yang juga berpotensi banjir, yaitu Desa Karya Tunas Jaya, Kecamatan Tempuling.
Selanjutnya, perubahan cuaca ekstrem yang terjadi bahkan di seluruh kawasan Indonesia, memunculkan kekhawatiran pihak BPBD. Oleh karenanya, Yuspik mengimbau kepada masyarakat, terutama yang berada di kawasan pesisir untuk senantiasa waspada atas datangnya angin kencang disertai hujan deras yang potensial menimbulkan terjangan angin puting beliung dan tanah longsor.
Lebih lanjut, Yuspik juga meminta kepada para nelayan untuk menggunakan lampu dan melengkapi peralatan keselamatan pada saat beraktifitas mencari ikan di laut.
"Juga kepada masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan diminta untuk berhati-hati dengan kondisi cuaca yang ekstrem ini. Angin kencang disertai hujan berpotensi menimbulkan badai di laut. Gunakam lampu dan lengkapi peralatan safety manakala mencari ikan," tandas Yuspik. (beni/kominfo)
Berdasarkan hasil dari pemetaan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Riau, Kabupaten Inhil masuk ke dalam daftar salah satu daerah rawan banjir dari 4 daerah rawan banjir di Provinsi Riau.
"Siaga banjir ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Riau menyusul siaga kebakaran hutan dan lahan (Karlahut) yang telah dihentikan sejak tanggal 1 Desember 2017 lalu," ungkap Bupati, Sabtu kemarin (2/12/2017).
Maka itu, Bupati meminta kepada pihak BPBD Inhil mendirikan posko siaga banjir di beberapa kawasan rawan banjir guna mengantisipasi datangnya banjir yang tidak bisa diprediksi.
Kepala BPBD Inhil, Yuspik mengungkapkan bahwa dari hasil pemetaan yang dilakukan Pemerintah Provinsi Riau, terdapat 4 kawasan di Kabupaten Inhil yang rawan banjir. Keempat daerah tersebut ialah Desa Mumpa, Sungai Junjangan, Sungai Raya dan Kempas Jaya.
"Kami sudah stand by. TRC (Tim Reaksi Cepat) juga sudah disiagakan, manakala musibah banjir datang. Posko BPBD juga buka 24 jam untuk melayani pengaduan terjadinya banjir. BPBD Inhil saat ini, juga telah melakukan patroli sesuai dengan peta wilayah berpotensi banjir," pungkasnya.
Dalam waktu beberapa hari kedepan, pihak BPBD Inhil, dikatakan Yuspik juga akan melakukan survey di salah satu daerah yang juga berpotensi banjir, yaitu Desa Karya Tunas Jaya, Kecamatan Tempuling.
Selanjutnya, perubahan cuaca ekstrem yang terjadi bahkan di seluruh kawasan Indonesia, memunculkan kekhawatiran pihak BPBD. Oleh karenanya, Yuspik mengimbau kepada masyarakat, terutama yang berada di kawasan pesisir untuk senantiasa waspada atas datangnya angin kencang disertai hujan deras yang potensial menimbulkan terjangan angin puting beliung dan tanah longsor.
Lebih lanjut, Yuspik juga meminta kepada para nelayan untuk menggunakan lampu dan melengkapi peralatan keselamatan pada saat beraktifitas mencari ikan di laut.
"Juga kepada masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan diminta untuk berhati-hati dengan kondisi cuaca yang ekstrem ini. Angin kencang disertai hujan berpotensi menimbulkan badai di laut. Gunakam lampu dan lengkapi peralatan safety manakala mencari ikan," tandas Yuspik. (beni/kominfo)