Pekanbaru, (puterariau.com)
Terkait pemberitaan Putera Riau yang berjudul 'Ridho Maghribi : Kejiwaan Oknum HRP Dipertanyakan' dan 'Karena Iri Hati, Oknum Wartawan Detak Riau Kuansing Suka Berperilaku Lebay' menjadi polemik di sosial media.
Putera Riau menyatakan permohonan maaf atas pemberitaan yang terkesan bersifat tendensius tersebut. Apalagi hal itu terjadi karena adanya permasalahan antara wartawan daerah di Kuansing.
Atas kesepakatan Pimpinan Umum Putera Riau, Fadila Saputra dan Pimpinan Umum Detak Riau, Indra Junaidi di Pekanbaru pada Jumat pukul 21.00 WIB untuk memberikan keterangan atas pemberitaan yang dinilai bersifat tendensius tersebut.
Fadil memerintahkan pada Wartawan Kuansing, Roder Alvaro dan jajarannya meminta maaf pada wartawan Detak Riau, Hendra Riko Purnomo. Permasalahan mereka sebenarnya dimulai di grup WA, dan merupakan ranah pribadi mereka yang seharusnya mereka selesaikan secara kebersamaan di dunia nyata, bukan merembet ke dunia jurnalistik.
Memang wartawan daerah yang memiliki darah muda cukup dimaklumi, namun harus lebih mengedepankan profesionalisme dan etika pers yang berlaku.
Sementara itu, Pimpinan Redaksi Putera Riau, Beni Yussandra SE mengatakan cukup
Sementara itu, Pimpinan Redaksi Putera Riau, Beni Yussandra SE mengatakan cukup
prihatin atas permasalahan pribadi yang berlanjut. "Sebagai insan pers, hendaknya mengedepankan kode etik jurnalistik dan saling menghargai satu sama lain," ungkapnya.
Beni selalu mengingatkan pada jajaran Putera Riau untuk mengutamakan profesionalisme, kebenaran, kejujuran dan berpedoman pada 'amar ma'ruf nahi mungkar'.
Terkait persoalan wartawan Putera Riau, Roder Alvaro, ia meminta agar wartawan meminta maaf pada rekan satu profesinya untuk saling bekerja sama kembali tanpa adanya permasalahan yang berlanjut.
"Ini permintaan redaksi, dan semua pihak harus patuh atas perintah ini," tegasnya.
Apalagi redaksi menilai bahwa permasalahan mereka adalah hal kecil yang dibawa-bawa. Roder Alvaro asli Baserah, Hendra Riko Purnomo juga dari Baserah yang berarti mereka masih dalam satu kesatuan Kabupaten Kuantan Singingi.
Pimred, Beni Yussandra yang asli Baserah Kuantan Singingi tegaskan perdamaian adalah harga mutlak yang tidak bisa ditawar
Beni selalu mengingatkan pada jajaran Putera Riau untuk mengutamakan profesionalisme, kebenaran, kejujuran dan berpedoman pada 'amar ma'ruf nahi mungkar'.
Terkait persoalan wartawan Putera Riau, Roder Alvaro, ia meminta agar wartawan meminta maaf pada rekan satu profesinya untuk saling bekerja sama kembali tanpa adanya permasalahan yang berlanjut.
"Ini permintaan redaksi, dan semua pihak harus patuh atas perintah ini," tegasnya.
Apalagi redaksi menilai bahwa permasalahan mereka adalah hal kecil yang dibawa-bawa. Roder Alvaro asli Baserah, Hendra Riko Purnomo juga dari Baserah yang berarti mereka masih dalam satu kesatuan Kabupaten Kuantan Singingi.
Pimred, Beni Yussandra yang asli Baserah Kuantan Singingi tegaskan perdamaian adalah harga mutlak yang tidak bisa ditawar
Untuk itu, redaksi Putera Riau menyatakan permohonan maaf atas pemberitaan tersebut. Kepada Kabiro Kuansing, Roder Alvaro dan Wartawan Detak Riau, Hendra Riko Purnomo diminta untuk sepakat saling memaafkan satu sama lain, bekerja sama dan saling bahu membahu dalam menekuni profesionalisme masing-masing. (pr)