Pekanbaru, (puterariau.com)
Putih itu belum tentu bersih, hitam itu belum tentu kotor. Termasuk Dinas PU Perkim Kota Pekanbaru yang selama ini terlihat bersih belum tentu benar-benar bersih. Sebab, mulai terkuak satu per satu segudang kasus di institusi Pemko Pekanbaru itu. Yah, Dinas PU Perkim itu penuh masalah terutama kasus proyek PL yang ada.
Riak-riak kekacauan makin terdengar sejak kepemimpinan Kadis PU Perkim, Mulyasman. Apalagi Mulyasman ini kerap disebut-sebut bermain cantik atas seluruh proyek semenisasi dan drainase di Kota Pekanbaru yang kuat aroma KKN. Sumber Putera Riau di lapangan bahkan berani bertaruh bahwa pemain-pemain proyek sudah tersusun secara terorganisir dan terencana di Kota Pekanbaru oleh Mulyasman Cs.
"Mulyasman itu memberi kepercayaan pada kroni-kroninya seperti Mr B dan Mr C untuk mengatur seluruh proyek yang ada di Dinas PU Perkim Kota Pekanbaru," sebut sumber PR ketika ditemui.
Hal ini dibenarkan oleh salah seorang rekanan di Dinas PU Kota Pekanbaru, Joko yang merasa ditipu mentah-mentah oleh Kadis PU Perkim, Mulyasman dan kroni-kroninya. Joko tertipu karena adanya syarat dan ketentuan untuk rekanan adalam proyek PL di Kota Pekanbaru.
Skenarionya bahwa Mulyasman menyuruh Mr B untuk mencarikan kontraktor PL yang mau menyetor DP sebesar Rp.5 juta. Timbul keanehan adalah Mr B merupakan pegawai Dinas PU Propinsi Riau. "Kenapa kok main di Kota Pekanbaru ? Dan ini malah sudah kami laporkan ke Pak Walikota juga," ungkap Joko.
Pasca menyetor uang muka, rekanan malah tak pernah mendapat pekerjaan yang dijanjikan oleh Dinas Perkim sendiri. "Saya bahkan sudah dikejar-kejar oleh kawan lain. Total uang yang sudah disetor sekitar 165 juta," akunya. Uang itu sudah diberikan sejak bulan puasa lalu, dengan tujuan DP mendapatkan proyek semenisasi dan drainase di Kota Pekanbaru yang sampai hari ini tak ada kejelasan sama sekali.
Menurut Joko, Budhi sendiri sampai saat ini tak berani menemuinya. "Nomor saya pun diblokirnya. Padahal saya mau mempertanyakan ini semua," sebut ia yang mengaku kecewa karena ditipu mentah-mentah oleh oknum-oknum Pemerintah di Kota Pekanbaru. Disebutkan secara rinci oleh Joko, Mr B itu penentu kontraktor. "Karena tepat di anggota tim aku, PL itu dikasih Mr B Cs dan pada akhirnya tahu itu orang aku," ungkapnya.
Dikatakan Joko, bahwa Mr B menjanjikan proyek dengan menerima uang saweran sebesar Rp. 170 juta. Misalnya, Ronal dengan setoran 50 juta untuk 19 paket Perkim untuk CV. Wira Perkasa, CV. Yulindo Jaya Mandiri, CV. Indah Pesona Karya, CV. Adik Das, CV. Tiga Bintang, CV. Ilham Turoba dan CV. Ambu.
Kemudian, Riko/Mustika dengan dana 70 juta untuk 23 paket campuran, yakni CV. Elsa, CV. Putra Mahligai, CV. Bravo Jaya, CV. Panca Mandiri, dan CV. Zatama Cipta Mandiri.
Selanjutnya, Dedi Bengkalis diminta 35 juta untuk 15 paket Perkim, Joko diminta 15 juta (5 juta plus dua kali menjamu dan menservis oknum) untuk 3 paket Perkim.
Adanya jual beli dan kasus pengkondisian proyek di lingkungan Dinas PU Kota Pekanbaru bukanlah barang baru dan rahasia umum lagi. Sejak zaman dahulu sudah terjadi dan dibiarkan berlangsung terus menerus oleh seluruh elit politik yang ada. Mengenai hal ini, Ketua Tim Pemantau SKPD Kota Pekanbaru, Dasrianto sangat menyesalkan adanya oknum mafia-mafia proyek di lingkungan Dinas PU Perkim Kota Pekanbaru. Ia berharap agar oknum-oknum pemain diusut tuntas dan dihentikan sistim yang merusak tersebut.
"Ada oknum mafia proyek di Dinas Perkim Kota Pekanbaru yang selama ini tak pernah terpantau publik," ungkap Dasrianto pada Putera Riau. Tanpa basa basi ia menyebutkan bahwa seluruh proyek PL yang ada itu ada harganya. Yakni Kadis Perkim Kota Pekanbaru meminta DP 15 persen. Kalau tidak menyetor, tidak bakalan memperoleh proyek, meskipun itu proyek kecil sekali pun.
Walau itu orang dekat Walikota Pekanbaru sekalipun, Datuk Panglimo menyebut harus bayar uang muka untuk mendapatkan proyek yang ada. "Mau dekat dengan Pak Wali mau tidak, harus bayar dulu," sebutnya. Intinya, Kadis Perkim Kota Pekanbaru, Ir. Mulyasman tak mau tahu mengenai siapapun kontraktornya asal bayar uang muka. Dasrianto menyebut bahwa tindakan dan aksi Kadis Perkim Mulyasman itu sangat berbahaya dan merusak nama baik Walikota Pekanbaru.
"Saya mengetahui ini karena saya diam-diam mengikuti permainan mereka. Kebetulan mereka tidak mengetahui siapa saya, sehingga saya bisa melihat secara jelas dan nyata permainan busuk mereka," ungkap Datuk Panglimo.
Dikatakan bahwa rata-rata Dinas di Pemko Pekanbaru itu terlibat permainan terencana. Mungkin mereka menganggap Walikota Pekanbaru, DR H Firdaus MT dahulu bisa tumbang pada Pilkada lalu. Karena permainan dimulai sebelum Pilkada hingga saat ini, beber Dasrianto lagi. Panjang lebar, Dasrianto membeberkan beberapa Dinas di Kota Pekanbaru yang bermasalah baik Dinas Kesehatan dengan Kadis Helda yang disebut mafia proyek yang lihai bermain skenario politik serta beberapa dinas yang menjadi catatan redaksi.
Selain itu, sumber-sumber Putera Riau di Dinas-Dinas lingkungan Kota Pekanbaru mulai bermunculan dan memberikan informasi yang membuat dahi kernyit. Terlebih lagi dengan konspirasi proyek di lingkungan Dinas PU Perkim yang dikomandoi oleh Mulyasman yang penuh dengan masalah.
Kabar terkini bahwa beberapa kontraktor akan membawa persoalan ini ke ranah hukum dan melaporkan Kadis PU Perkim Kota Pekanbaru. Hal ini dibenarkan oleh Joko, bahwa beberapa rekanan yang diminta uang muka dan membayar DP proyek PL di Dinas PU Perkim tersebut mulai gerah dan akan menuntut Kadis PU Perkim Kota Pekanbaru dalam waktu dekat ini.
Kadis PU Perkim Kota Pekanbaru, Mulyasman yang coba dihubungi belum berhasil. Namun dari kabar yang diterima, Kadis sedang sibuk marah-marah pada Putera Riau terkait pemberitaan sebelumnya. Hanya saja, jangankan wartawan yang akan mengkonfirmasi, rekanan yang berkepentingan mau bertemu sudah sangat sulit dalam beberapa waktu terakhir ini. (beni/fadil/pr)