Jakarta, (puterariau.com)
Fungsionaris DPP Partai Golkar dr Christian R Parinsi meminta pada Komisi Pemberantasan Korupsi agar dapat menerima posisi keadaan Setya Novanto selaku Ketua Umum Partai Golkar yang juga Ketua DPR RI yang sedang dibantarkan di rumah sakit karena sakit.
Pekan lalu KPK telah mengumumkan akan memeriksa Setya Novanto, Senin ini (11/9/2017), yang pertama kali sebagai tersangka dalam kasus korupsi KTP elektronik yang diduga merugikan keuangan negara Rp 2,3 triliun saat menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014 lalu.
Senin pagi lalu mendadak DPP Partai Golkar mengutus Sekjen Partai Golkar Idrus Marham untuk mendatangi KPK guna memberitahukan bahwa Setya Novanto
sedang dirawat dirumah sakit dan minta supaya pemeriksaan agar ditunda.
Dikatakan bahwa memeriksa Setya Novanto yang sedang sakit berarti KPK dapat dikenai tuduhan pelanggaran Hak Azazi Manusia, HAM, jelas dokter yang terjun ke dunia politik.
Apalagi kalau Setya Novanto dipaksa oleh KPK akan diperiksa pada pekan ini juga. Semua hasil pemeriksaan Setnov bisa dipermasalahkan secara hukum. Seseorang baru sah disidik oleh penegak hukum, apabila yang bersangkutan sedang dalam keadaan sehat benar, baik rohani dan jasmani, tegas Christian Paransi, mantan caleg Golkar asal Sulawesi Tengah.
Saya mengusulkan agar Setnov diperiksa setelah kesehatannya telah pulih benar supaya tak melanggar HAM.
"Apalagi beliau sekarang tengah menjabat sebagai Ketua DPR RI. Sebagai sesama lembaga negara agar saling menghormati dalam penegakan hukum," paparnya.
"Tidak tepat KPK periksa Setya Novanto dalam keadaan sakit," ujarnya. Dikabarkan sejak minggu kemarin Setya Novanto mengalami gangguan kesehatan sehingga harus dilarikan ke sebuah rumah sakit di sekitar Jalan Sudirman, Jakarta untuk dirawat secara intensif hingga Senin pagi. (Erwin Kurai/beni)