Tembilahan, (puterariau.com)
Usulan pembangunan ruangan baru untuk pasien rawat inap di RSUD Puri Husada Tembilahan sudah tiga tahun terakhir diusulkan, namun sejauh ini masih belum ada tanda-tanda usulan tersebut akan terealisasi. Sementara keberadaan ruangan baru tersebut sangat dibutuhkan, mengingat kondisi RSUD yang masih kekurangan ruang rawat inap.
Saat ini, hanya ada 157 tempat tidur di rumah sakit tersebut. Jumlah tersebut jelas tidak cukup untuk melayani kebutuhan masyarakat yang akan berobat. Karena itulah, penambahan ruang rawat inap yang diperkirakan membutuhkan biaya sekitar Rp45 miliar tersebut sangat dibutuhkan.
"Sudah tiga kali diusulkan, tapi belum ada kejelasan. Untuk tahun anggaran 2018 tampaknya usulan tersebut terancam gagal, akibat keterbatasan dana," kata Ketua Komisi IV DPRD Inhil Adriyanto kepada wartawan, Senin (30/10/2017) di Tembilahan.
Dijelaskan, pembangunan ruangan baru tersebut sangat diharapkan bisa terlaksana tahun 2018, tentunya dengan bantuan keuangan dari Pemerintah Provinsi Riau. Namun bila Pemprov Riau tidak bisa memberikan bantuan, menurut politisi Partai Amanat Nasional itu, mau tidak mau Pemkab Inhil harus berupaya membangunnya.
"Apabila ini tidak terlaksana, kita menilai keberpihakan pemerintah terhadap kesehatan masyarakat masih dipertanyakan. Apalagi dalam KUA-PPAS disebutkan, anggaran untuk RSUD Puri Husada tahun 2018 mengalami penurunan cukup drastis, yakni hanya Rp7 miliar. Sementara pada tahun-tahun sebelumnya, anggaran yang dialokasikan mencapai Rp11 miliar di luar dana BLUD," tukasnya.
Dikatakan, bila pembangunan ruang baru itu kembali gagal tahun anggaran 2018, tidak menutup kemungkinan RSUD tak mampu menerima pasien berobat, khususnya untuk pasien inap. "Sekarang saja sudah ada kelas IV di RSUD. Kelas ini menempatkan pasien di Selasar rumah sakit. Bila tak dibangun tambahan ruangan, jangan sampai nanti ada kelas V yang menempatkan pasien di lapangan terbuka," ujar Adriyanto. (beni/adv)