Batam, (puterariau.com)
Masyarakat sering dirugikan ketika birokrasi /pejabat terlibat atau ikut dalam proyek APBN, seperti PPK (penjabat pembuat komitmen), PPTK (Penjabat pelaksana teknis kegiatan), pejabat yang terlibat dalam pengawasan tidak melakukan fungsinya secara maksimal.
"Mereka tak bekerja maksimal sebab adanya persekongkolan antara penyedia jasa yang nakal dengan pengguna jasa untuk menguntungkan diri sendiri," ujar sumber PR pada Rabu (06/09/2017).
Masyarakat pengguna angkutan laut dengan kapal ferry dari Batam ke Tanjung Pinang ataupun sebaliknya sangat senang dan bangga mendapatkan bangunan Pelabuhan yang bagus dan megah.
Sebagai pengganti bangunan Pelabuhan yang lama, pembangunan Pelabuhan dengan anggaran Rp.64. 498.088.000 dengan waktu pelaksanaan 523 hari kalender yang sudah dimulai sejak pertengahan 2015 tersebut awalnya ditargetkan selesai pada Oktober 2017.
Namun pihak BP Batam meminta tambahan waktu pengerjaan sehingga seharusnya selesai 31 Desember 2016. Tapi apa hendak dikata pekerjaan tidak rampung juga sehingga pihak kontraktor minta waktu lagi untuk menyelesaikan hingga 31 Januari 2017.
"Hingga waktu itu pekerjaan juga tak rampung. Akibat pelaksanaannya juga tak selesai, katanya kontraktor pelaksana dikenakan denda dan ini membuat masyarakat kecewa dan bertaya ada apa," ujar sumber itu.
Pasalnya
bangunan gedung baru Pelabuhan penumpang Telaga Punggur yang dibangun sejak hampir dua tahun yang lalu dikerjakan oleh PT HUTAMA KARYA (HK).
Sampai saat ini belum juga selesai, bahkan sekarang ini tidak ada lagi aktifitas pekerja di dalam proyek pembangunan tersebut. Robby selaku pimpinan perusahaan belum dapat dijumpai dengan alasan sibuk.
Bangunan dua lantai yang sudah hampir selesai itu, terlihat sangat megah ditambah lagi dengan adanya jalan lingkar didepannya. Untuk keluar masuk mobil yang mengantar atau menjemput di Pelabuhan itu nantinya, maka akan membuat p
pelabuhan Laut Telaga Punggur menjadi yang terbaik dan terindah se-antero wilayah Kepulauan Riau.
Namun sangat disayangkan, bangunan yang menelan biaya cukup besar dan notabene dibangun dengan uang rakyat yang dikerjakan oleh perusahan plat merah harus terbengkalai. Bangunannya seperti gedung tinggal tak berpenghuni yang belum bisa juga dimanfaatkan untuk kepentingan orang banyak.
Pantauan Putera Riau di lapangan yang mencoba memantau di lokasi pembangunan tersebut untuk mendapatkan penjelasan dan konfirmasi dari pihak-pihak yang berkompeten, namun tidak membuahkan hasil.
Dari informasi dan keterangan dari beberapa warga yang beraktifitas di Pelabuhan Telaga Punggur mengakui kalau bangunan itu sudah terhenti pekerjaannya sejak lebih kurang lima bulan yang lalu.
"Kita tidak tahu juga entah apa sebabnya tidak ada lagi orang kerja sekarang, dulu katanya akan selesai dan bisa dipakai pada saat lebaran Idul Fitri bulan Juli yang lalu," keluh Ferry.
Di tempat terpisah, Putera Riau mencoba menghubungi Humas BP Batam tetapi tidak ada jawaban atau WAnya.
Secara terpisah, Kadis Perhubungan Kota Batam sampai berita ini diunggah belum dapat dimintai tanggapanya terkait terhentinya aktivitas pembangunan gedung baru terminal penumpang di telaga punggur belum dapat dimintai konfirmasinya. (rega/alfiskoto)