Tembilahan, (puterariau.com)
Pembangunan tanggul mekanik untuk penyelamatan kebun kelapa masyarakat di Kabupaten Inhil dari intusi air laut mulai dilaksanakan Pemkab Inhil.
Tahun lalu, pembangunan tanggul gagal terbangun secara keseluruhan, karena sejumlah alasan. Namun tahun ini, tampaknya hal itu akan kembali terjadi.
Bila tahun lalu pembangunan tanggul yang menggunakan sistem kontraktual tidak terealisasi sepenuhnya, akibat lambatnya proses lelang. Maka sistem tersebut kemudian diganti dengan swakelola, dimana pembangunan tanggul langsung dikelola Kecamatan.
Namun
demikian, cara ini ternyata juga tidak berhasil secara maksimal. Karena saat ini, progres pembangunan tanggul masih minim. Hal itu terjadi akibat Pemerintah Kecamatan tidak memiliki dana untuk membangun terlebih dahulu tanggul tersebut.
Hal ini tentu saja membuat sejumlah angggota DPRD Inhil bingung. Karena waktu maksimal pembangunan hanya tersisa tiga bulan. Sedangkan realisasi fisik di lapangan masih jauh dari harapan.
"Kemarin menggunakan sistem kontraktual, progress fisik jauh dari harapan. Sekarang sudah swakelola malah tambah parah. Sampai sekarang jauh progresnya," ujar Wakil Ketua Komisi II DPRD Inhil Edi Gunawan..
Dikatakan, pembangunan tanggul terkendala akibat sistem swakelola yang mewajibkan pembangunan dilakukan terlebih dahulu, baru dana dicairkan berkala. "Yang jadi persoalan saat ini, camat tidak berani keluarkan uang diawal. Harus bagaimana membangun," tukasnya.
Menurutnya, persoalan tersebut bisa saja diatasi bila Bupati HM Wardan memiliki kebijakan lain, tapi hal itu yang tidak ada. "Ini sudah Agustus, kapan mau membangun. Nanti akhir tahun sudah masuk musim penghujan, tambah susah bekerja. Makanya tahun ini pembangunan tanggul terancam gagal terlaksana," ujarnya. (beni/adv)