Nias Utara, (puterariau.com)
Salah satu kegiatan Puskesmas perawatan plus Kecamatan Lahewa Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara adalah dalam program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) berdasarkan rencana kerja dan anggaran dana alokasi khusus (DAK) tahun 2017.
Dimana kegiatan Puskesmas perawatan plus Lahewa diduga fiktif belum terlaksana. Sebab hal ini berdasarkan penuturan salah seorang staf UPT Puskesmas perawatan plus Lahewa, Yuliyarni Lase AmKeb di Lahewa 14 Januari 2018 lalu.
Ia menambahkan bahwa di instasi Puskesmas Lahewa ada kegiatan pelaksanaan kelas ibu hamil dimana honor narasumber masih belum dibayarkan sekitar 3.200.000 (Tiga Juta Dua Ratus Ribu Rupiah) per orang.
"Kemudian bantuan transportasi petugas pelaksana kelas ibu hamil sebesar Rp. 4.000.000 masih belum dibayarkan kepada beberapa petugas," ujarnya.
Ia mengaku bahwa saya seorang korban dan masih ada petugas lain yang belum dibayarkan transportasi sesuai dengan SPT yang diterima dimana setiap tarif SPT dalam rencana anggaran Rp.125.000 (Seratus dua puluh lima ribu rupiah) dimana keseluruhan yang belum dibayarkan sebanyak 20 SPT sebesar Rp. 2.500.000 (Dua juta lima ratus ribu rupiah).
justify;">
Kegiatan ini adalah pemantauan bumil Resti, pelayanan antenata, pemantauan pelayanan kesehatan ibu nifas, pemantauan balita, pemantauan para lansia, pemantauan sasaran ibu hamil, pelayanan imunisasi lengkap, penyuluhan tentang malaria, pelayanan pemberian PMT bumil.
Selain itu beberapa kegiatan lain adalah pembelian bahan makan lokal PMT Bumil sebesar Rp. 30.000.000 (tiga puluh juta rupiah) dan bantuan transportasi petugas pemberian PMT Bumil sebesar Rp. 4.000.000 (empat juta rupiah).
"Hal ini belum terlaksana dan diduga adanya indikasi KKN yang dilakukan Kepala UPT perawatan plus Lahewa Amran Gulo," ungkapnya mengakhiri.
Kepala UPT Puskesmas Kecamatan Lahewa Amran Gulo yang dikonfirmasi di ruang kerjanya Selasa 17 Januari 2017 hanya tertutup dan merasa tidak tahu menahu kegiatan yang diduga telah terfiktifkan.
"Saya tidak tahu kegiatan ini biar saya panggil mereka nanti bendahara dan Yuliyarni Lase," ujarnya.
Mungkin hal ini ada sentimen-sentimen tertentu antara bendahara dan Yuliyarni lase, bebernya sembari mengakhiri.
Sore harinya, Putera Riau mendengar informasi melalui telepon selulernya dari Yuliyarni lase bahwa transportasinya sesuai SPT telah dibayarkan oleh Kepala UPT Puskesmas dan bendahara sebesar sesuai dengan tarif dalam rencana anggaran.
Hal ini diminta ketegasan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Utara Ya'adil Telaumbanua agar segera mengevaluasi tugas Amran Gulo sebagai Kepala UPT perawatan plus Lahewa karena beberapa honor petugas belum dibayarkannya dan beberapa kegiatan yang diduga fiktif belum dilaksanakannya.
Jangan kita biarkan dan memberi kesempatan kepada para mafia perampok uang negara. (Meifermanto Gea)