Sungai Guntung, (puterariau.com)
Kelangkaan tabung gas 3 kg semakin membuat masyarakat kelabakan. Program pemakaian gas 3 kg yang awalnya maksud Pemerintah untuk mempermudah masyarakat malah sebaliknya. Mahal dan susah !
Diki, warga Parit 8 Jalan Baitudin dan warga Parit 4 sibuk mencari tabung gas 3 kg ke seluruh wilayah Sungai Guntung. Hanya untuk masak nasi pun, warga sudah kepayahan.
"Sudah keliling saya cari gas untuk masak. Setiap warung dan kios-kios kecil saya tanya, semuanya habis," ujar Diki.
Tak habis akal, ia lalu mencari ke kios merah Pak H. Sabri, pemasok gas terbesar di Sungai Guntung Kecamatan Kateman.
"Gas 3 kg habis total," ungkap H. Sabri agar didengar semua warga lainnya.
Ia menunjukkan jadwal pengambilan gas LPG 3 kg yakni pada
tanggal 6 bulan ini. Ia pun cukup prihatin pada warga dan sangat kasihan sebab menjadi susah hanya karena gas yang putus saat ini.
Pemerintah juga disebut tak mengerti dengan kebutuhan masyarakat. Seharusnya menambah kuota gas 3 kg, malah Pertamina menguranginya. Artinya pemerintah sendiri yang bingung dalam melihat kebutuhan pemakaian warga selama ini.
Harga tabung gas 3 kg bervariasi dari Rp.27.000 hingga Rp.29.000. Itu pun masyarakat merasa terbebani yang katanya hanya Rp. 20.000-an.
Di Insel Harga Gas 3 Kg Capai Rp.50.000
Di balik kesusahan masyarakat ada oknum mafia yang mencari keuntungan. Pemerintah pun tetap buta melihat fenomena ini karena sibuk dengan urusan politis semata.
Di wilayah Kotabaru saja, gas 3 Kg sangat langka. Harganya dari Rp.35.000 sampai tembus Rp.50.000 per tabung.
"Itupun barangnya tak ada, kalau ada terpaksa kita beli," ujar warga yang sudah berkeliling hendak mencari gas seputaran Kotabaru Reteh.
Fenomena gas 3 kg yang langka ini menjadi catatan bagi masyarakat bahwa apa yang digadang-gadang pemerintah itu hanya polesan semata. Menutupi kesengsaraan rakyat dengan statemen-statemen baru yang indah agar rakyat percaya bahwa pemerintah sukses. Nyatanya, masalah kebutuhan gas 3 kg saja, mereka sudah kalah, mau masalah apa lagi ??? (ridho/pr)