Batam, (puterariau.com)
Ratusan karyawan CV. Deny Jaya Karya melakukan mogok kerja di lokasi Rusun Tanjung Uncang Kota Batam. Mereka mengaku belum menerima gaji selama 2 bulan dan saat ini sudah memasuki bulan ketiga.
"Kami dan keluarga tidak tau lagi mau makan apa Bang. Ini alasan kami mau pertanyakan tentang gaji kami, karena perusahaan belum membayarkan gaji selama 2 bulan," keluh salah seorang pekerja di lokasi Jalan Brigjen Katamso Tanjung Uncang, Selasa kemarin (22/8/2017 ).
Keterlambatan pembayaran gaji di proyek Perumahan Rusun yang beralamat di Katamso KM 6 Tanjung Uncang Batam merupakan proyek dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan anggaran miliaran rupiah.
Namun aneh juga kalau mega proyek semacam ini, kontraktor pelaksana tak bermodal sehingga menyebabkan pekerjanya terkatung-katung. Keringat pekerja pun sudah habis, namun upah mereka pun tak kunjung dibayarkan. Meleset perusahaan....
1em; margin-right: 1em;">

Proyek Rumah Susun ini merupakan kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk warga
Proyek yang diberikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ke kontraktor PT. Brantas Abipraya dan konsultan pengawas PT. Mitraplan Kons.
Penyakitnya di negara tercinta ini adalah doyan ngesub dalam hal ini PT. Brantas selaku pelaksana proyek memberikan pula ke Sub Kontraktor CV. Deni Jaya Karya sebagai pemborong yang mana upah pekerja pun sampai tak terbayarkan sampai 2 bulan.
Sebagaimana diketahui, pemborong yang mempunyai sekitar 200 pekerja ini seakan lepas tanggung jawab. Buntut dari kekecewaan pekerja yang berujung demo dari pagi hingga malam hari baru-baru ini.
Berbagai pertemuan dan diskusi sudah dilakukan namun belum menemui kesepakatan kapan gaji pekerja bisa dibayarkan.
"Saya sangat paham dan tau aturan dalam pekerjaan ini. Kami disini semacam dimain kan tak mungkin dari PT. Brantas tak cair dana sedikit pun ke CV. Deni Jaya Karya selaku pemberi kerja," kata Abdul Gani berkeluh kesah.
Sampai berita ini naik, belum ada juga kesepakatan antara CV. Deni Jaya Karya dengan pekerja. Memang proyek Kementerian dengarnya miliaran, tapi rakyat tetap sengsara. Ibarat kata kuat di pencitraan, lemah di penerapan alias menang gaya kalah nasib, hehe... (AK/M. REGA)